Namun, Aiman tidak bekerja sendirian. Ia didampingi oleh chef kenamaan Dubai, Reif Othman, yang memberikan masukan dari sisi manusia. Reif menyebut, kolaborasi ini sebagai bentuk augmentasi, bukan penggantian.
"Memasak oleh manusia tidak akan tergantikan, tapi kami percaya [Aiman] dapat meningkatkan ide dan kreativitas," ujarnya kepada Reuters.
Sensasi makan dibalut pertunjukan
WOOHOO dirancang sebagai pengalaman multisensori yang menggabungkan estetika cyberpunk dengan kemewahan. Interiornya dilengkapi layar LED interaktif dan seni digital yang imersif.
Di dalamnya terdapat lounge rahasia bernama Spock, tempat para tamu bisa menikmati makan malam seolah sedang menjelajahi luar angkasa dengan pencahayaan tematik, soundscape, dan set DJ yang membuatnya terasa seperti makan malam di Mars, minus biaya pesawat luar angkasa.
Dan tak hanya soal rasa, Aiman juga aktif memberikan saran real-time untuk mengurangi limbah makanan. Mulai dari pemanfaatan potongan sisa bahan hingga penghitungan porsi yang optimal, inilah peran teknologi yang tidak hanya memanjakan lidah tapi juga peduli lingkungan.
Sebenarnya restoran berbasis AI bukan hanya ada di Dubai. Di London, restoran seperti Masalchi dan Gura Gura telah mengadopsi pelayan virtual yang dikembangkan oleh startup LoveBite.
Para tamu bisa menonton video interaktif menu dalam berbagai bahasa sebelum memesan. Hasilnya? Pengalaman pelanggan meningkat, dan pengeluaran per meja pun ikut naik. dilansir cnnindonesia.com