Survei lembaga independen menunjukkan, sekitar 60 persen Gen Z masih merasa DPR terlalu formal. Mereka menginginkan saluran komunikasi lebih terbuka, cepat, dan berbasis digital agar mudah diakses generasi muda.
Di media sosial, anggota DPR mulai memanfaatkan TikTok dan Instagram untuk menyampaikan informasi legislatif. Konten kreatif dan interaktif ini terbukti meningkatkan engagement dan membuat Gen Z lebih paham proses parlemen.
Meski begitu, masih ada kesenjangan antara like dan aksi nyata legislatif yang diharapkan pemuda. Beberapa peserta magang menilai ide mereka kadang sulit masuk agenda resmi DPR atau berakhir di laporan internal.