CARAPANDANG – Psikolog klinis, Ratih Ibrahim menyoroti perubahan signifikan pola asuh orang tua lintas generasi selama lebih dari tiga dekade. Menurutnya, pergeseran terbesar terlihat dari meningkatnya kecemasan orang tua saat mendampingi tumbuh kembang anak.
“Memang terlihat sekali perubahannya. Kalau dulu anak takut dimarahi orang tua, sekarang orang tua justru takut dimarahi anak,” ujar Ratih dalam acara Peluncuran Kemasan Baru Cussons Baby di Jakarta, Kamis (21/8/2025).
Ia menambahkan, fenomena ini muncul seiring semakin kuatnya kesadaran akan kesehatan mental dalam keluarga. Ratih menyebut, pada era 1990-an, orang tua cenderung menentukan masa depan anak secara sepihak dan idealis.
“Orang tua dulu seolah membuat peta hidup anaknya, menentukan akan jadi dokter atau lawyer. Sekarang orang tua bertanya, ‘Kalau sudah besar, kamu mau jadi apa?'," ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa pola asuh ideal sebetulnya tidak pernah ada, sebab setiap zaman memiliki tantangan berbeda. “Intinya, tidak ada pola asuh yang sempurna, yang ada adalah saling melengkapi,” katanya.
Ia menambahkan, bahwa seni dalam pengasuhan melibatkan cinta kasih, komitmen, konsistensi, kekompakan, dan kompromi. Menurutnya, kelima prinsip tersebut menjadi kunci keseimbangan antara disiplin, kelembutan, serta penghargaan pada emosi anak.