“Kita tunggu saja saat peluncuran tapi yang sangat menonjol dan akan kita angkat antara lain dinamika global saat ini. Termasuk barusan saja serangan satu negara berdaulat di Qatar," ujarnya.
"Pasti juga isu Palestina akan dibawa dan tentunya kesempatan SMU PBB menjadi kesempatan sangat baik. Khususnya, mendorong pelaksanaan program-program dan isi Asta Cita Presiden,” katanya, menjelaskan.
Menurutnya, kehadiran Indonesia di SMU PBB ke-80 juga akan difokuskan pada reformasi sistem multilateral. Kemudian, mendorong peranan negara-negara Kerja Sama Selatan-Selatan yang dipedomani oleh “Semangat Bandung”.
“Jadi, di luar itu banyak sekali pertemuan-pertemuan tematik, dari pertemuan terkait perubahan iklim kemudian kemanusiaan. Kemudian, terkait kesehatan mental, penghapusan senjata nuklir, pemberdayaan perempuan isu Palestina dan sebagainya,” katanya.
Sementara, Annalena Baerbock mantan Menteri Luar Negeri Jerman terpilih menjadi Presiden SMU PBB ke-80. Ia mengusung tema “Lebih Baik Bersama 80 Tahun dan Lebih untuk Perdamaian, Pembangunan, dan Hak Asasi Manusia”.
Tercatat sebanyak 145 pemimpin dari 45 negara telah mengkonfirmasi hadir pada SMU PBB ke-80, pada Kamis (11/9/2025). Dengan rincian 137 kepala negara pemerintahan, 5 wakil presiden, dan 3 wakil perdana menteri.